Resensi Novel Kappa Oleh Ryunosuke Akutagawa

Judul buku                  :  Kappa
Pengarang                   : Ryunosuke Akutagawa
Penerbit                       : Interprebook, KPP (Kelompok Penerbit Pinus)
Jumlah Halaman          : 170 Halaman
Penterjemah                : Andi Bayu Nugroho
Terbitan / Edisi            : Cetakan ke VII (2009)

Buku kappa ini menceritakan kisah tentang seorang laki-laki dikamar no. 23 di sebuah rumah sakit jiwa yang mengalami gangguan jiwa. Ia bercerita kepada setiap orang yang menemuinya tentang kisahnya yang terdampar di negeri kappa. Ceritanya diawali ketika laki-laki tersebut nekat mendaki gunung saat cuaca buruk. Ditengah perjalanan dia merasa tiak mampu lagi untuk melanjutkan perjalanan, dan dia memutuskan untuk kembali ke penginapannya. Sebelum kembali, dia memutuskan untuk beristirahat sebentar di pinggir sungai. Disaat istirahat ini, laki-laki itu merasa seperti ada yang memperhatikannya. Ketika dia menoleh ke arah sungai, ia melihat sesosok makhluk yang sedang jongkok diatas batu besar dan memperhatikannya. Laki-laki itu mengenali makhluk tersebut adalah seekor kappa. Laki-laki itu mendekati kappa tersebut, dan berusaha menangkapnya. Kappa tersebut berhasil melarikan diri. Laki-laki tersebut tidak menyerah dan terus berusaha menangkapnya. Pada akhirnya ia berhasil menangkap kappa tersebut, namun dia terjatuh dan pingsan.

Ketika tersadar laki-laki tersebut melihat kappa yang tadi dikejarnya dan kappa-kappa lainya. Laki-laki tersebut berada dirumah salah satu kappa yang  bernama Dr. Chak. Kappa ini adalah seorang dokter. Ia dibawa kesana oleh kappa yang tadi dikejarnya. Laki-laki tersebut dianjurkan untuk sementara tinggal di negeri kappa untuk pemulihannya. 

Laki-laki tersebut tinggal di negeri kappa cukup lama. Ia berteman dengan banyak jenis kappa, dan mulai terbiasa dengan pola hidup kappa. Negeri kappa ternyata tidak beda jauh dengan negeri dimana manusia tinggal. Namun, kehidupan kappa ternyata lebih maju daripada kehidupan manusia. Banyak hal yang membedakan kehidupan manusia dengan kehidupan kappa. Laki-laki tersebut mempelajari banyak hal tentang kappa, mulai dari bahasa kappa, percintaan kappa, cara persalinan kappa, hukum yang berlaku dan lain sebagainya.

Laki-laki tersebut menikmati kehidupannya tinggal didunia kappa, sampai suatu hari ia mulai merasa jenuh dan ingin kembali ke dunia manusia. Ia tidak menemukan tempat dimana dia pertama kali masuk ke dunia kappa. Ia bertanya kepada Bag, seekor kappa penangkap ikan yang juga temannya bagaimana caranya agar ia bisa menemukan tempat untuk kembali ke dunia manusia. Bag menyuruhnya untuk menemui kappa tua beranbut putih di daerah pinggiran. Ia pergi menemui kappa tersebut dan meminta untuk menunjukkan jalan kembali ke dunia manusia. Kappa tua itu berpesan kepadanya agar tidak menyesal dengan keputusannya untuk meninggalkan negeri kappa dan kemudian menunjukkan jalan keluarnya.


Ketika laki-laki tersebut kembali ke dunia manusia, ia merasa asing dengan lingkungannya. Ia merasa aneh dan jijik melihat bentuk manusia ketika pertama kali kembali. Ia masih terbiasa dengan kehidupan bersama kappa yang ia jalani. Satu setengah tahun kemudian ia mulai terbiasa dengan kehidupannya kembali di dunia manusia. Ia bisa pergi kemana saja dan kapan saja. Namun, ia ingin kembali ke dunia kappa. Oleh karena itu ia diam-diam keluar dari rumahnya. Ditengah perjalanannya ia ditangkap oleh polisi dan kemudian dibawa kerumah sakit jiwa, tempat dimana ia dirawat saat ini. Selama dirumah sakit jiwa ini dipun masih membayangkan apa yang sedang dilakukan oleh teman-teman kappanya.  Dia bercerita kepada orang yang menemuinya bahwa ia masih sering dikunjungi oleh teman-teman kappanya dan mereka memberikan berbagai macam bingkisan kepadanya.

Comments

Popular Posts