Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak
“Diriwayatkan dari Abu
'Abdillah An-Nu'man bin Basyir berkata,"Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: “Sesungguhnya yang Halal
itu jelas dan yang haram itu jelas, dan
diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya, maka barangsiapa menjaga dirinya dari yang samar-samar itu,
berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa
terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah
yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang
maka hampir-hampir dia terjerumus ke dalamnya. Ingatlah setiap raja memiliki
larangan dan ingatlah bahwa larangan Allah apa-apa yang diharamkan-Nya.
Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging jika ia baik maka baiklah seluruh
jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa
segumpal daging itu adalah hati.” [H.R. Imam Bukhari no. 52, dan
Imam Muslim no. 1599].
Baru saja saya membaca artikel yang berjudul “Halal food vs Moslem Food”. Pertama kali membaca
judulnya saja sudah membuat saya bertanya apa sebenarnya perbedaan antara
makanan halal (halal food) dengan makanan muslim (moslem food).
Dan hal ini yang memotivasi saya untuk menulis artikel dalam blog ini.
Artikel yang saya baca tersebut menjelaskan bahwa pada saat
si penulis melakukan perjalanan udara dan disuguhkan makanan oleh pramugari,
ada pilihan Halal Food atau Moslem
Food. Ternyata si penulis memilih Halal
food sedangkan teman dari si penulis memilih moslem food. Selang beberapa
menit, si penulis mendapatkan seporsi makanan dengan potongan ayam sebagai
lauknya. Dan teman si penulis mendapatkan ikan sebagai lauknya. (Majalah Al-Falah)
Pengertian kata Halal
yang biasa disebutkan dalam kamus Inggris-Indonesia (John M
Echols dan Hassan Shadily, 1988) adalah Kosher. Kosher adalah istilah agama
Yahudi yang menurut hukum Talmud kemudian menjadi hukum agama Yahudi. Dalam kacamata Yahudi, makanan dan hewan yang boleh
dimakan disebut kosher, kashrut, atau kasher. Sedangkan lawannya yang tidak
boleh dimakan disebut trefa atau trayfah. Kedua istilah itu sepintas lalu
memang mirip dengan halal dan haram bagi umat
Islam. (halalguide.com)
Dari hal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa makanan Halal menurut agama non-muslim adalah semua
makanan yang umum dikonsumsi oleh sebagian besar orang muslim tanpa menggunakan
unsur babi dan diproses dengan tidak menyebut nama Allah, sedangkan makanan
muslim (moslem food) adalah jenis makanan yang diolah bedasarkan kaidah Islam
dan diproses dengan menyebut nama Allah.
Dari cerita yang diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
makanan halal yang disajikan dalam
pesawat oleh pramugari adalah Kosher Meat (daging Kosher) yang disembelih
seperti tata cara Islam yaitu dengan pisau yang tajam dan tanpa proses
penmingsanan hewan terlebih dahulu, namun tidak menyebut nama Allah dalam
proses penyembelihannya. Sedangkan Moslem Food adalah makanan yang boleh
dimakan oleh Umat Muslim. (halalguide.com)
Dalam pengertiannya, Kosher dan Halal tidak dapat disamakan
karena ada makanan yang dianggap haram dalam Muslim ternyata ada dalam Kosher. Sedangkan
makanan yang halal dalam Muslim
ternyata dianggap treyfah oleh umat Yahudi.
Selain daging yang dapat dimasukkan dalam kategori Kosher,
ada juga beberapa produk olahan diantaranya gelatin, keju, susu, dll. Semua produk olahan tersebut
dibuat tanpa memandang dari hewan apa, dan bagaimana cara pengolahannya. Dari
semua produk olahan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
adalah produk olahan susu. Sedangkan lebih dari
90% masyarakat Indonesia adalah muslim. Oleh karena itu, produk olahan susu yang diproduksi harus halal, bukan Kosher.
Susu merupakan minuman
bergizi tinggi yang dihasilkan ternak perah menyusui, seperti sapi perah,
kambing perah, atau bahkan kerbau perah.
Susu sangat mudah rusak dan tidak tahan
lama di simpan kecuali telah mengalami
perlakuan khusus. Oleh karena itu, susu
harus ditangani secara baik dan memenuhi syarat-syarat kualitas dari
pemerintah. Dalam melindungi konsumen susu,
pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan, selalu mengadakan pengawasan
peredaran susu, kesehatan sapi perah
dan ternak perah, petugas yang terlibat pada penanganan susu, dan bahan makanan ternak (Sumoprastowo, 2000).
Menurut Girisonta, 1995. Susunan zat gizi air susu adalah sebagai berikut :
·
Air : 87,7%
·
Lemak : 3,45%
·
Protein : 3,2% (terdiri dari casein : 2,7% dan
albumin : 0,5%)
·
Laktosa : 4,6%
·
Mineral : 0,85%
·
Vitamin-vitamin dan Kalsium
Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam
tubuh hewan dan manusia. Kalsium merupakan komponen penting dalam pembentukan
tulang dan gigi, 99% jumlah kalsium dalam tubuh ditemukan di tulang dan gigi,
yang disamping itu, kalsium merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan
jaringan. Kalsium juga penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga
terlibat dalam sistem koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam
plasma (Darmono, 1995).
Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi
pada masa pertumbuhan. Bila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambil dari
tulang dan bila terjadi terus-menerus, tulang dapat menjadi tipis, rapuh, dan
mudah patah. Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi
dan pada wanita pasca menopause (Dewoto
dan Wardhini, 1995).
Jumlah kalsium yang dianjurkan per hari untuk anak-anak
dengan usia 0-8 tahun sebesar 600 mg, 9-14 tahun sebesar 700 mg, 15-17 tahun
sebesar 600 mg, dewasa sebesar 500 mg dan wanita hamil dan menyusui sebesar
1200 mg (Gaman dan Sherrington, 1992).
Dan asupan kalsium untuk tubuh biasa diambil dari produk susu.
Saat ini banyak produk susu
yang beredar di pasaran. Para produsen pun melakukan beberapa inovasi untuk membuat produk susu yang unggul dan memiliki beberapa
kelebihan seperti membantu pertumbuhan otak anak. Inovasi yang dilakukan diantaranya adalah
menambahkan suatu bahan yang disebut Isomaltulosa.
Isomaltulosa adalah zat karbohidrat alami yang berasal dari tebu, madu, dan sumber glukosa lainnya. Pada dasarnya, glukosa adalah bahan bakar yang memberikan
energi untuk beraktivitas. Di dalam glukosa sendiri, selain Isomaltulosa
sebenarnya ada zat sukrosa yang lebih umum dikenal karena
seringkali digunakan sebagai pemanis pada produk minuman. Namun, berbeda dengan
sukrosa, Isomaltulosa adalah zat yang mampu diserap sekitar 26-45% lebih lambat.
(id.wikipedia.org/wiki/Isomaltulosa)
Dengan kata lain, Isomaltulosa adalah zat yang
mampu bertahan lebih lama dan konstan dalam hal penyediaan energi yang
dibutuhkan tubuh dan otak jika dibandingkan dengan sukrosa. Isomaltulosa
sendiri sudah mendapat persetujuan dari badan inspeksi kesehatan berbagai
negara seperti FDA dan FSANZ untuk bisa digunakan oleh manusia sejak tahun 1985.
Berbeda dengan sukrosa,
Isomaltulosa diserap 26-45% lebih lama. Kecepatan penyerapan ini dapat dilihat
pada kurva landai yang menanjak dan menurun secara perlahan pada kadar glukosa
darah setelah mengkonsumsi Isomaltulosa. Artinya, Isomaltulosa masuk dan keluar
dari aliran darah manusia secara konstan dengan kecepatan yang lambat. Sifat
yang perlahan dan konstan inilah yang akhirnya membuat Isomaltulosa mampu
bertahan di dalam tubuh lebih lama dibandingkan sukrosa.
Dengan bertahan lebih lama, Isomaltulosa pun akan memberi asupan
energi yang konstan dan stabil sehingga juga menghindarkan peningkatan atau
penurunan kadar gula darah dan insulin yang drastis dalam tubuh.
Dalam istilah medis, peningkatan dan penurunan yang drastis pada
kadar gula darah sering disebut sebagai Sugar
Rush dan Sugar Crash. Kedua sindrom
ini sendiri lebih sering terjadi pada anak-anak dan seringkali menimbulkan
stress bagi orangtua.
Namun, dengan asupan yang stabil dan konstan, tidak akan ada
perubahan drastis pada tingkat enesrgi seorang anak sehingga menghindarkan
terjadinya Sugar Rush dan Sugar Crash. Dengan penjelasan ini, kita dapat menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih
Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk
Pertumbuhan Anak.
Comments
Post a Comment