Manusia pertama berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau Nabi Adam?

 

Pada tahun 1858 terbit buku yang berjudul  On the Origin of Species by Means of Natural Selection or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life oleh Charles Darwin, bahwa segala aneka jenis organisme yang sekarang ada di bumi, bukannya diciptakan sekaligus dalam keadaaan ini, melainkan merupakan hasil sebuah perkembangan selama miliaran tahun dari bentuk-bentuk yang lebih sederhana. Darwin berkesimpulan bahwa manusia adalah hasil evolusi organisme.

Pendapat tersebut dibantah oleh Philip Johnson seorang profesor Universitas California di Barkeley. Menurutnya, teori Darwin bertentangan dengan kebenaran ilmu paleontologi. Teori Darwin meramalkan adanya sebuah kerucut peningkatan keragaman, yang mana organisme hidup pertama atau spesies hewan pertama, secara bertahap menjadi beragam. Namun, hasil dari catatan fosil binatang lebih mirip kerucut yang terbalik, yaitu banyak filum yang berada awal dan setelah itu semakin berkurang atau punah. Yang telah terjadi bukanlah terbentuknya berbagai filum secara bertahap tetapi adalah sebaliknya semua filum timbul serentak bahkan ada yang punah. Dengan begitu pernyataan dengan teori evolusi itu salah.


Dalam Buku, Darwin menyatakan bahwa paus berevolusi dari beruang yang berusaha berenang. Darwin telah keliru menganggap bahwa kemungkinan variasi dalam spesies tidak terbatas. Fakta membuktikan bahwa variasi dalam sebuah spesies bukanlah evolusi. Misalnya sebanyak apapun varietas dalam spesies anjing baik yang dikembangbiakan manusia maupun yang dialam, mereka tetap saja sebagai spesies anjing. Dan tidak akan beralih spesies anjing ke spesies lain. Karena itu sudah menjadi ketetapan spesies.
Selain itu, ketika mamalia tiba-tiba muncul, mereka sudah sangat berbeda satu sama lain. Hewan-hewan yang berbeda seperti kelelawar, kuda, tikus dan paus semuanya adalah mamalia dan mereka semua muncul pada periode geologi yang sama. Mustahil menarik garis hubungan evolusi di antara hewan-hewan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa semua spesies makhluk hidup muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk sempurna, tanpa melalui proses evolusi. Ini merupakan bukti nyata bahwa mereka telah diciptakan. Akan tetapi, evolusionis berupaya menafsirkan fakta bahwa makhluk hidup muncul dalam suatu urutan sebagai indikasi adanya evolusi.
Urutan imajiner evolusi kuda telah dikemukakan sebagai bukti fosil terpenting teori evolusi. Akan tetapi, saat ini banyak pendukung evolusi berterus terang mengakui bahwa skenario evolusi kuda telah hancur. Dalam sebuah simposium empat hari mengenai masalah-masalah teori evolusi bertahap yang diselenggarakan pada tahun 1980 di Field Museum of Natural History, Chicago, dan dihadiri 150 evolusionis. Boyce Rensberger, seorang evolusionis yang memberikan sambutan, mengatakan bahwa skenario evolusi kuda tidak didukung oleh catatan fosil dan tidak ditemukan proses evolusi yang menjelaskan evolusi kuda secara bertahap. (Boyce Rensberger, Houston Chronicle, 5 November 1980, hlm. 15)

Seorang ahli paleontologi, Colin Patterson, direktur Natural History Museum, Inggris, berkomentar tentang skema evolusi kuda tersebut: “Telah begitu banyak cerita tentang sejarah kehidupan di bumi ini, sebagian lebih imajinatif daripada yang lain. Contoh paling terkenal, masih dipamerkan di lantai bawah, adalah skema evolusi kuda yang dibuat barangkali 50 tahun lalu. Dan itu telah dijadikan kebenaran harfiah dari buku ke buku. Kini, saya pikir itu perlu disesali, terutama jika mereka yang mengajukan cerita semacam ini sendiri menyadari betapa spekulatifnya sebagian skema tersebut”. (Colin Patterson, Harper's, Februari 1984, hlm. 60)

Selain itu seleksi alam sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada teori evolusi, sebab mekanisme ini tidak pernah mampu menambah atau memperbaiki informasi genetis suatu spesies. Seleksi alam juga tidak dapat mengubah satu spesies menjadi spesies lain, misal; bintang laut menjadi ikan, ikan menjadi katak, katak menjadi buaya, atau buaya menjadi burung.

Seorang pendukung teori punctuated equilibrium, Gould, menyinggung kebuntuan seleksi alam ini sebagai berikut: “Intisari Darwinisme terdapat dalam sebuah kalimat: seleksi alam merupakan kekuatan yang menciptakan perubahan evolusi. Tak ada yang menyangkal bahwa seleksi alam akan berperan negatif dengan menghilangkan individu-individu yang lemah. Menurut teori Darwin, itu berarti pula seleksi alam memunculkan individu-individu kuat”. (Stephen Jay Gould, “The Return of Hopeful Monsters”, Natural History, Vol. 86, Juli-Agustus 1977, hlm. 28)

Memang Teori Evolusi masih menjadi polemik sampai sekarang. Memang pada hakekatnya teori evolusi telah banyak terbantahkan. Telah banyak yang mulai ragu dengan teori evolusi. Mereka meragukan Teori evolusi karena percaya pada ketetapan spesies, Memang sangatlah sulit untuk membuktikan peraliahan spesies, meskipun dengan dalil seleksi alam maupun mutasi dll. Dari semua hal tersebut kita ambil sisi positifnya saja. Bahwa karena teori evolusi lah, sampai saat ini berkembang bermacam-macam teori tentang asal-usul kehidupan. Adakalanya perbedaan itu dibutuhkan, karena dengan adanya perbedaan akan semakin memperkaya keanekaragaman dunia ke ilmuan tersebut serta mengajari kita bertoleransi dalam kebebasan.
Sampai saat ini telah banyak berkembang berbagai macam teori tentang asal-usul kehidupan. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno, manusia berusaha memberikan jawaban terhadap masalah ini. Salah satunya adalah Aristoteles, menurutnya asal-usul makhluk hidup berasal dari benda mati (Teori Abiogenesis), contohnya seperti belatung yang berasal dari daging yang membusuk. Apalagi setelah ditemukanya mikroskop sederhana oleh Antonie Van Leeuwenhoek yang dapat mengamati benda-benda aneh dan nampak kecil pada setetes air rendaman jerami. Hal tersebut seolah-olah semakin memperkuat Teori Abiogenesis.

Walaupun Teori Abiogenesis bertahan cukup lama, banyak orang-orang yang ragu dan mengadakan penelitian tentang asal-usul kehidupan manusia. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur. Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, maka akhirnya tumbanglah Teori Abiogenesis / generation spontanea. Dan munculah Teori baru tentang asal-usul makhluk hidup (Teori Biogenesis). Teori tersebut menyatakan; Setiap makhluk hidup berasal dari telur, setiap telur berasal dari makhluk hidup dan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Walaupun percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan Teori Abiogenesis dan mengukuhkan Teori Biogenesis. Hal tersebut belum berarti masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup pertamakali menjadi terjawab. Disamping Teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih banyak beberapa teori tentang asal-usul kehidupan yang dikembangkan oleh para ilmuwan. Diantaranya adalah Teori Kreasi Khas oleh Adnan Oktar (Harun yahya) yang menyatakan bahwa kehidupan ini memang berasal dari Zat Supranatural/ghaib (Sang Pencipta). Lalu Teori Evolusi Kimia (Harold Urey dan Stanley Miller) menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat didalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik lompleks. Kemudian Teori Evolusi Biologi (Alexander Oparin) menyatakan bahwa pada saat atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik (senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks). Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan. Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks  (Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin). Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.

Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sadangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul. Tapi dengan mencermati Polemik tersebut secara tidak langsung akan menambah wawasan keilmuan kita. Jadi pandanglah semua hal dari Segi Positifnya.


Sumber;
Harunyahya.Keruntuhan Teori Evolusi
Dahler/Eka Budianta. 2000. Pijar Peradaban Manusia, Denyut Harapan Evolusi. Yogyakarta: Kanisius.
http://annilasyiva.multiply.com/journal/item/37?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974420-teori-evolusi-kimia/
http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/02/asal-usul-kehidupanteori-generatio-spontaneateori-evolusi-biokimia/

Comments

Popular Posts